Kwarta5.com Basel,- Dua wakil Indonesia, ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung terhenti di semifinal Swiss Open, setelah gagal mengatasi lawan-lawannya.Gregoria Mariska Tunjung. (PBSI)
Apriyani/Fadia tak bisa melanjutkan pertandingan saat tertinggal 10-16 di gim kedua ketika melawan pasangan Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dalam laga semifinal di St Jakobshalle, Basel, Swiss, Sabtu (25/3/2023).
Pasangan Indonesia itu akhirnya memutuskan berhenti karena Apriyani mengalami masalah di bahu kanannya. Apriyani Rahayu mengatakan cedera bahu kanan yang dialaminya memaksanya untuk tidak melanjutkan pertandingan melawan unggulan keenam itu.
"Cedera bahu kanan ini pasti sangat mengganggu. Kalau tidak mengganggu pasti saya tidak akan retired. Namanya atlet pasti ada namanya cedera. Saya hanya berpikiran untuk ke depan. Daripada juga maksa tapi malah makin berat cederanya. Saya juga sudah diskusi dengan Fadia dan pelatih. Jadi saya lebih baik mundur agar cederanya tidak makin parah. Minta doanya saja supaya saya bisa balik main lagi," ujar Apriyani seusai laga.
Menurut Apriyani, cedera yang dialaminya sebenarnya sempat muncul dan hilang. Dia mulai merasakan kembali ketika main di babak pertama Swiss Open 2023.
"Pada saat di Swiss saat main pertama itu, sudah mulai terasa lagi. Cuma enggak saya rasakan. Tetapi, besoknya saat lawan Thailand, sudah mulai terasa lagi. Kemarin malam, bahu saya seperti ngilu sekali. Saya hari ini tetap memaksakan main dengan menahan sakit saja," lanjutnya.
Sementara itu Siti Fadia juga memahami dengan kondisi yang dialami pasangannya itu. "Setelah ini, saya akan tetap menjaga kondisi. Buat Kak Apri, rasanya tidak perlu buru-buru, masih harus dilihat bagaimana kondisi cederanya beberapa hari ke depan. Tidak perlu memaksakan diri. Apalagi bulan depan sudah mulai kualifikasi buat Olimpiade Paris. Jadi mau fokus dulu ke pemulihan cederanya Apri," tambah Fadia.
Sedangkan Gregoria gagal melaju ke partai puncak karena menyerah kepada wakil Thailand Pornpawee Chochuwong. Gregoria sebenarnya sempat unggul pada gim pertama dengan menang 21-18. Namun pada dua gim berikutnya Pornpawee bangkit dan memetik kemenangan 21-13 dan 21-17.
Meski kalah, Gregoria tetap mengambil sisi positif dari kekalahan melawan pemain peringkat 11 dunia itu. "Bersyukur karena makin ke sini rasanya, saya mainnya makin lumayan. Tetapi, tadi ada beberapa evaluasi yang memang harus diperhatikan sekali, seperti stamina," ujar pemain kelahiran Wonogiri ini.
"Pada gim ketiga kelihatan sekali, meskipun sebenarnya mungkin kita sama-sama lelah, tetapi memaksanya saya masih kelihatan kurang. Tadi lawan beberapa kali memberi pressure, tetapi sayanya malah seperti tidak bisa lepas dari tekanan lawan," ujar Gregoria lagi.
"Bisa dibilang kami memiliki pola permainan yang hampir sama. Jadi memang mau tidak mau harus saling tahan satu sama lain. Tetapi yang paling penting, saya harus bisa meminimalisir mati sendiri," ujar pebulu tangkis berusia 23 tahun.
"Saat di gim ketiga ketika poin-poin 17 sama, saya malah jadi lebih hati-hati dibanding lawan. Padahal mungkin sebetulnya lawan juga akan hati-hati. Cuma karena saya terlalu hati-hati, malah membuat kesalahan sendiri di poin-poin krusial," imbuh Gregoria.
"Bersyukur bisa ke semifinal, tetapi jujur saya sebetulnya ingin hasil yang lebih. Sebetulnya saya lihat ada jalan di sini untuk lolos ke final yang walaupun itu tidak gampang. Tetapi sebetulnya saya bisa. Tapi sangat disayangkan saya tidak bisa memanfaatkan kesempatan itu," paparnya lagi.
"Mungkin untuk ke depannya, kalau berada di situasi seperti ini yang disiapkan harus banyak, seperti mental. Saya harus melihat bagaimana susahnya sudah sampai di sini. Jadi jangan menyia-nyiakan kesempatan," kata pemain peringkat 13 dunia ini.
"Setelah ini, saya ingin recovery yang bagus dulu. Karena jujur, lumayan melelahkan juga di pertandingan kali ini. Apalagi beberapa hari kemarin saya sempat flu berat. Jadi saya coba ingin pemulihan sebaik mungkin," katanya.
"Saya akan menjaga badan, minum vitamin, makan teratur, istirahat tidur juga teratur. Mungkin sisanya saya akan coba beradaptasi dengan kondisi lapangan dan cuaca di Madrid (Spain Master) nanti seperti apa, saya akan lihat juga," tuturnya.
Red/ brst