Hanya Finis Ke-8 di MotoGP Portugal, Ini Alasan Quartararo


Hanya Finis Ke-8 di MotoGP Portugal, Ini Alasan Quartararo

Fabio Quartararo di Sirkuit Silverstone, Inggris.
Kwarta5.com Portimano,- Fabio Quartararo hanya finis kedelapan dalam balap MotoGP seri 1 di Sirkuit Portimao Portugal, Minggu (26/3/2023). Padahal tahun lalu dia berhasil menjadi juara di trek ini dengan keunggulan lebih dari lima detik.

Yang paling mengkhawatirkan, harapan besar pembalap Prancis itu untuk dapat menggunakan tenaga mesin tambahan M1 agar bisa bertarung dalam balapan terhenti di rintangan pertama.

Kualifikasi hanya sepersepuluh, Quartararo kalah saat adu Sprint (Sabtu) dan balapan utama (Minggu).

Meskipun Marc Marquez, Miguel Oliveira dan Jorge Martin tersingkir di depannya, Quartararo hanya bisa mencapai urutan kedelapan di bendera kotak-kotak dikibarkan. Dia finis 8,5 detik di belakang juara GP Portugal yakni pembalap Ducati sekaligus juara bertahan Francesco Bagnaia.

“Itu sulit. Itu datang terutama dari kualifikasi, karena dua kali berturut-turut... yah, kemarin kami mengalami masalah dengan kontrol peluncuran, dan hari ini saya memilih jalur yang tidak benar. Jadi Anda sangat tertinggal,” kata Quartararo seperti dikutip Crash.net.

“Kecepatannya tidak terlalu buruk tetapi masalahnya adalah cara kami mengendarai motor, untuk bertarung dengan mereka saat ini tidak mungkin. Jadi kami harus menemukan solusi dalam pertarungan,” papar pembalap Prancis ini.

Yamaha kini menjadi satu-satunya pabrikan MotoGP yang menggunakan konfigurasi mesin segaris, menyusul keluarnya Suzuki.

Quartararo menjelaskan bahwa perbedaan dalam drive grip dari V4s, versus kecepatan menikung M1-nya, berarti dia tidak bisa cukup dekat untuk menyerang di zona pengereman.

“Kami memiliki motor yang sama sekali berbeda daripada yang lain, dan ketika mereka mengambil motornya, cengkeramannya sama sekali berbeda dengan kami,” katanya. “Kami tidak punya solusi saat ini,” tutur pembalap berusia 23 tahun itu.

"Bahkan jika Anda dekat, Anda tidak bisa mempersiapkan penyalipan. Karena mereka pergi, lalu Anda kembali; mereka pergi lagi, lalu Anda kembali... Anda tidak bisa bertahan bersama mereka untuk mencoba menyalip. Jadi bagi saya masalah utamanya,” kata Quartararo lagi.

“Untungnya, ban depannya bagus, karena saya bisa membuat kecepatan berkat ban depan, untuk mendorong diri saya hingga batasnya. Tetapi bahkan pada pengereman kami tidak berada di level atas.”

“Sulit untuk mengetahui apa yang bisa kami lakukan,” aku Quartararo. “Karena saya berada di belakang Honda, saya berada di belakang semua pabrikan, dan di mana pun kami memiliki masalah [yang sama] dengan semua pabrikan,” imbuh juara MotoGP musim 2021 ini.

“Kami memiliki potensi besar. Kami bisa cepat, tapi kami tidak bisa melawan, kami tidak bisa tetap bersama mereka,” kata Quartararo yang musim lalu menjadi runner-up ini.

"Kemudian tentu saja, beberapa pabrikan jauh lebih maju dari kamiSaya tidak memiliki kata-kata untuk menjelaskan apa yang bisa kami lakukan."

Harapan terbaik Quartararo untuk putaran Argentina akhir pekan ini adalah karakteristik lintasan yang lebih cocok dengan M1.

“Maksud saya, ya, ini trek yang lebih mengalir, tapi kami tahu cengkeraman di sana sangat rendah,” dia memperingatkan.

Dalam hal kecepatan tertinggi di balapan utama, Quartararo menetapkan rata-rata 346,1 km/jam, tidak jauh dari yang terbaik yakni 348,3 km/jam yang dicapai oleh pembalap Ducati Johann Zarco, Luca Marini, dan Alex Marquez, plus Maverick Vinales dari Aprilia.

Quartararo juga menyelesaikan jarak 25 lap dalam waktu 41m 33,944 detik, dengan nyaman lebih cepat dari pemenang tahun lalu 41m 39,611 detik dan juga 0,4 detik di bawah rekor putarannya sendiri.

Masalahnya adalah Bagnaia menetapkan waktu kemenangan pada hari Minggu 41m 25.401 detik. Namun, pembalap Italia itu hanya 0,183 detik lebih cepat dari Quartararo dalam hal putaran balapan terbaik.

Tempat keempat Zarco melewati garis finis hanya setengah detik di depan Quartararo, dengan Alex Marquez (Ducati) ditambah KTM Brad Binder dan Jack Miller terjepit di antaranya.

Rekan setimnya Franco Morbidelli finis ke-14 di kedua balapan, yang juga berarti terakhir dalam kontes hari Minggu yang penuh insiden.

Red/il
Lebih baru Lebih lama