Kementerian PPPA dan Huawei Siapkan Pemimpin Digital Perempuan


Kementerian PPPA dan Huawei Siapkan Pemimpin Digital Perempuan

MoU ditandatangani oleh Sekretaris Kemen PPPA, Pribudiarta Nur Sitepu, dan Vice President Director of the Board Huawei Indonesia, James Sun, disaksikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, dan CEO Huawei Indonesia, Hailong Guo, di Huawei Innovation Center di Jakarta Senin (30/1).
Foto kwarta5/tempo
Kwarta5.com Jakarta,- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dan Huawei Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk berkolaborasi dalam mempersiapkan generasi pemimpin digital perempuan Indonesia di masa depan.

MoU ditandatangani oleh Sekretaris Kemen PPPA, Pribudiarta Nur Sitepu, dan Vice President Director of the Board Huawei Indonesia, James Sun, disaksikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, dan CEO Huawei Indonesia, Hailong Guo, di Huawei Innovation Center di Jakarta  tanggal 30 Januari 2023.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini memberikan kesempatan bagi anak untuk mengakses berbagai fasilitas teknologi digital, seperti internet dan media sosial, demi mendapatkan informasi dan pengetahuan.

“Perempuan juga berpeluang untuk menambah penghasilan, meningkatkan prospek pekerjaan, hingga memperoleh berbagai pengetahuan dan wawasan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensinya. Kecanggihan yang ditawarkan teknologi mendukung perempuan untuk semakin berdaya dan mampu berkontribusi di semua bidang, terutama dalam ekonomi digital,” ujar Bintang dalam keterangannya, Rabu,(1/2/ 2023).

Meskipun demikian, Menteri PPPA menyampaikan bahwa kemajuan teknologi nyatanya seperti pisau bermata dua, yang juga memiliki banyak risiko. Maraknya kasus grooming, pornografi, bullying hingga eksploitasi seksual online banyak dialami oleh perempuan dan anak, sehingga pemerintah dan dunia usaha perlu membangun ekosistem positif bagi dunia digital yang ‘Responsif Gender dan Ramah Anak’.

Ia mengharapakan nota kesepahaman ini dapat meningkatkan efektivitas, koordinasi, dan kerja sama dalam upaya peningkatan sinergisitas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menuju transformasi digital yang responsif gender dan ramah anak, melalui peningkatan literasi dan kecakapan digital bagi perempuan dan anak, serta peningkatan akses terhadap internet aman dan perangkat digital bagi perempuan dan anak.

Sementara itu, James Sun menjelaskan bahwa Huawei melihat pentingnya teknologi digital untuk membuka potensi anak-anak dan perempuan untuk mencapai kualitas hidup terbaik mereka. Perempuan juga berperan penting sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia selama pemulihan pascapandemi di mana sebagian besar dari 37 juta UMKM yang ada saat ini dijalankan oleh perempuan. Beberapa juga telah mengadopsi teknologi baru untuk mengubah bisnis mereka.

Untuk itu, tahun ini Huawei akan semakin intensif mengembangkan program Women in Tech dengan program-program pengembangan kapasitas digital yang ada dengan mengusung tagline: TogetHer Shape A Better Future.

Huawei berkomitmen untuk mendukung transformasi digital yang secara khusus menyasar perempuan melalui program pengembangan 100 ribu talenta digital yang lebih menekankan kesetaraan gender.

“Saya percaya bahwa kolaborasi hari ini hanyalah sebuah langkah kecil menuju kolaborasi yang jauh lebih besar dan luas dengan Kementerian PPPA dan banyak pendukung pemberdayaan perempuan lainnya. Saya percaya bahwa era digital ini membutuhkan lebih banyak pemimpin perempuan. Hal ini tidak hanya menjadi pengakuan dan inspirasi bagi kekuatan perempuan tetapi juga menjadi motor penggerak perkembangan ekonomi digital,” jelas James Sun.

Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA, Lenny N. Rosalin, menegaskan pentingnya upaya bersama dalam mengatasi berbagai tantangan untuk meningkatkan peran perempuan dalam dunia perekonomian digital dengan memperkuat akses pada internet dan infrastruktur internet yang memadai, memperkuat kebijakan yang responsif gender, redistribusi beban terhadap perempuan, serta memerangi kekerasan berbasis gender di ranah digital.

“Upaya bersama tersebut sangat diperlukan untuk mengubah budaya patriarki yang telah berakar sejak lama agar status perempuan ditempatkan secara setara dan kontribusinya terutama dalam ekonomi diperhitungkan. Sinergi bersama Huawei ini adalah langkah baik yang perlu didorong dan diperluas untuk dapat melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam arus perubahan ini,” ujar Lenny.

Senada, Director of Government Affairs Huawei Indonesia, Yenty Joman, mengatakan sinergi antara Kemen PPPA dan Huawei ini membawa pesan penting bahwa perempuan dan anak perempuan Indonesia harus memanfaatkan peluang emas ini untuk sekaligus menegakkan kesetaraan gender serta meningkatkan kontribusi perempuan terhadap ekonomi digital melalui peningkatan kompetensi dan kemampuan, baik di dalam keluarga maupun dalam kepemimpinan digital.

“Saya berharap Perempuan Indonesia dapat mengambil bagian dalam percepatan pemulihan ekonomi digital pascapandemi di tengah laju perkembangan teknologi dan ekonomi digital yang tengah terjadi. Inisiatif Women in Tech saat ini menegaskan kembali komitmen Huawei untuk terus memberdayakan perempuan Indonesia dalam semangat Tech for Her, Tech with Her dan Tech by Her,” kata Yenty.

(MK/ Tempo)

Lebih baru Lebih lama