Lewat Karya Tulisan, Anggun Indriyani Harumkan Nama Sekolahnya MTs Aqidatunnajin Daik Lingga


Lewat Karya Tulisan, Anggun Indriyani Harumkan Nama Sekolahnya MTs Aqidatunnajin Daik Lingga

Kwarta5.com Lingga - Setiap anak mempunyai Potensi kecerdasan  masing-masing, jangan pernah mencibir dan memandang 'sebelah mata' terhadap anak atau siswa yang tidak pernah juara kelas atau juara umum, karena tidak semua anak mempunyai kecerdasan akademik.

Demikian yang terjadi dengan kelebihan Anggun Indriyani, siswi MTs Aqidatunnajin Daik Lingga ini cukup mengejutkan. Putri kedua dari pasangan Indra (almarhum) dan Ade Afriani tidak hanya pintar berpidato namun juga  mempunyai talenta soal literasi.

Kepiawaiannya dalam tulis menulis itu bukan sekedar hobi, tapi tepat pada 23 Maret yang lalu sudah ia buktikan dengan telah diterbitkannya karya tulis perdananya yang berjudul "Sajak-sajak Rembulan", menurut pengakuan Anggun karya pertamanya ini merupakan antologi puisi. Setelah butuh waktu kurang lebih 1 tahun untuk menuntaskan buku karya pertamanya,

Sekarang sedang menulis buku keduanya berupa novel  belum diberi judul.
"Judulnya masih dirancang", jawab Anggun via pesan WhatsApp. (08/05/2020)

"Dalam usaha penerbitan buku, saya banyak berkonsultasi dan dibantu oleh  Hamka Syaifuddin, salah seorang ustadz yang juga mempunyai hobi yang sama"lanjutnya

Kemahiran siswi kelas IX itu juga tidak luput dari perhatian kepala MTs Aqidatunnajin, dimana pada tanggal 29 April lalu Anggun menerima apresiasi secara langsung dari kepala madrasahnya dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.

"Ini sudah prinsip kita, untuk anak didik kita yang berprestasi kita berusaha sedapat mungkin tetap memberikan penghargaan", ujar Armain.

Selain itu, sebagai bentuk untuk memotivasi Anggun, Armain dan beberapa guru sudah memesan karya tulis Anggun ini.

"Kemarin pas penyerahan penghargaan saya sudah minta kepada Anggun untuk bawa bukunya sejumlah guru-guru dan karyawan, karena sudah minta kepada mereka untuk beli bukunya, tapi rupanya harus dengan pra order dulu baru dicetak lagi, karena pas waktu cetak perdana Anggun tidak cetak banyak, karena mungkin keterbatasan biayanya", jelas Armain.

Armain juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk membeli buku Anggun, sebagai  bentuk apresiasi kepada Anggun untuk terus mengasah talentanya. Apa lagi menurut Armain, Anggun adalah seorang anak yatim.

"Hanya dengan harga Rp. 35,000,- insya Allah itu juga bagian dari cara kita membantu anak yatim", ajak Armain.  Ketika diminta tanggapannya atas hasil karya Anggun, Armain sangat kagum dan turut berbangga atas prestasi anak didiknya itu sekaligus ia juga merasa malu kepada dirinya sendiri.

"Ini secara tidak langsung merupakan 'tamparan' kepada saya secara pribadi dan guru-guru yang belum punya satu pun karya tulis, kecuali  skripsi", ujar Armain dengan senyum.  "Rasanya malu sama  murid sendiri", tutup Armain.


Iwan
Lebih baru Lebih lama