Gempita Kepri Kecam Kompensasi Proyek Gurindam 12 Tidak Kunjung Usai


Gempita Kepri Kecam Kompensasi Proyek Gurindam 12 Tidak Kunjung Usai

Kwarta5.com Tanjungpinang - Proyek Gurindam 12 Tepi Laut sudah berjalan lebih kurang setahun.Namun, Hingga saat ini kompensasi terkait proyek tersebut, yang dijanjikan oleh Pemerintah Provinsi Kepri kepada warga Teluk Keriting, khususnya yang tinggal di RT 02/RW 15, Kelurahan Tanjungpinang Barat, tak kunjung di berikan

Menurut Ketua RW 15, Abdul Hamid, warga sangat kecewa dengan janji yang diucapkan oleh Pemprov Kepri. Sebab, sebelum proyek tersebut berjalan, Pemprov Kepri berjanji akan memberikan kompensasi atas dampak dari pengerjaan proyek.

"Jauh sebelum proyek gurindam 12 ini dilaksanakan, saya selaku RW serta warga masyarakat Pesisir Teluk Keriting, Kelurahan Tanjungpinang Barat, Dinas Perumahan dan Permukiman ( PERKIM ) Provinsi Kepri, terlebih dahulu mensosialisasikan ke warga tentang proyek jalan lingkar gurindam 12 ," ungkap Abdul kepada kwarta5.com, Selasa (10/3/2020).

Lebih lanjut Abdul mengatakan, dalam pembahasan itu masyarakat pernah menyampaikan tentang kompensasi, apabila proyek Gurindam 12 dilaksanakan, warga meminta kompensasi sebagai pengganti mata pencarian nelayan yang terkena dampak dari proyek tersebut.

"Saya selaku Ketua RW 15 pada saat itu, pernah mendatangi DPRD Kota Tanjungpinang di Senggarang dan disambut oleh Ketua Komisi III Agus Djurianto, untuk meminta penjelasan tentang kompensasi nelayan," Ujar Abdul Hamid.

Dalam pertemuan dengan wakil rakyat itu, kami mempertanyakan kembali 11 program pokok awal tentang pembangunan Proyek Gurindam 12.

Adapun 11 Program tersebut diantaranya yakni lapangan olah raga, kawasan pasar, kawasan jajanan kuliner, Puskesmas dan Posyandu,  pelabuhan rakyat, museum dan sangar seni, kawasan pasar, gedung teater rakyat, kawasan pengrajin tradisional, home stay, perumahan nelayan tradisional.

"Nah, sekarang mana yang dibangun, meski dua diantaran nya sudah dikerjakan. " Ucap Abdul dengan nada kecewa.

Dari awal rencana pembangunan proyek tersebut, tidak semua warga setuju, sebab dengan adanya pembangunan itu mata pencarian nelayan pun sudah berkurang.

Seperti yang kita ketahui, dengan adanya pembangunan tersebut, sangat berdampak kepada ekosistem bawah laut, apa lagi kabarnya bakal ditimbun di sekitar Teluk Keriting, sehingga mengakibatkan warga susah mencari udang.

"Buat apa dibangun, kalau hanya untuk dada-dada saja. Sementara, diawal rencana sudah tidak sesuai dengan apa yang saya pegang gambarnya dari Dinas Perumahan dan Permukiman Kepri,"ujar Abdul heran

Kami tetap menuntut kompensasi nelayan, sesuai yang pernah disampaikan ke warga sebagai pengganti mata pecarian nelayan teluk keriting. Tambah Abdul.

Menyikapi ini, Yusdianto, Ketua DPW LSM Generasi Muda Peduli Tanah Air (GEMPITA) Kepri dengan gamblang mengatakan bahwa ini pembodohan masyarakat.

Kuat dugaan untuk memuluskan dan memperlancar proyek ini bisa berjalan, cara-cara cetek.

"Kalau memang benar ini sesuai perencanaan dan dilaksanakan sesuai yang dijanjikan, tentunya ini tidak akan terjadi dan seharusnya sudah bisa direalisasikan." Tegas Yusdianto.

Untuk itu saya minta, Pemerintah harus cepat tanggap menyelesaikan persoalan ini.

Karena ini pengerjaan yang banyak menelan anggaran, bukan proyek abal-abal bahkan kacangan.

"Bila ini tidak disikapi secara dini oleh Pemerintah, akan membawa dampak yang buruk tuk pengerjaan lanjutan." Ungkap Yusdianto.

Sehingga bisa membuat negara terus merugi tiap tahunnya. Ataukah ini sudah terencana? Bila tidak, buktikan dugaan ini salah. Tutup Yusdianto.

Penulis : Tim
Lebih baru Lebih lama